KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMP DAN SMA

by 06.41 3 komentar


PENILAIAN AUTENTIK
Penilaian Autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
1.      CIRI-CIRI PENILAIAN AUTENTIK
a)      Mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk
b)      Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
c)      Menggunakan berbagai cara dan sumber
d)     Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian
e)      Tugas-tugas yang diberikan mencerminkan bagian-bagian kehidupan nyata setiap hari.
f)       Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian, bukan keluasannya (kuantitas).
2.      Karakteristik Penilaian Autentik
1)      Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
2)      Mengukur keterampilan dan performansi
3)      Berkesinambungan dan terintegrasi
4)      Dapat digunakan sebagai feed back

KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMP DAN SMA
Pembelajaran praktikum merupakan strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuensi induktif, berpusat pada mahasiswa, dan berorientasi pada aktivitas. Kegiatan praktikum secara umum diharapkan mahasiswa dapat membangun konsep dan mengkomunikasikan berbagai fenomena yang terjadi dalam sains serta mengatasi miskonsepsi pada maha siswa karena mahasiswa memperoleh konsep berdasarkan pengalaman nyata. Pengalaman nyata tersebut dapat mengembangkan kemampuan berfikir mahasiswa. Kegiatan praktikum juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan berfikir logis (Gabel, 1994: 99).
Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan baik maka perlu dilakukan langkah-langkah tertentu. Menurut Tesch dan Duit (2004: 10) ada tiga langkah utama yang perlu dilakukan yaitu tahap pendahuluan, tahap kerja, dan tahap penutup.
1.      Tahap pendahuluan: Tahap ini memegang peranan penting untuk mengarahkan siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan. Termasuk dalam tahap ini adalah mengaitkan kegiatan yang akan dilakukan dengan kegiatan sebelumnya, menjelaskan langkah kerja yang harus dilakukan oleh siswa, serta memotivasi siswa.
2.      Tahap kerja: Tahap ini sesungguhnya merupakan inti pelaksanaan kegiatan praktikum. Pada tahap inilah siswa mengerjakan tugas-tugas praktikum, misalnya merangkai alat, mengukur, dan mengamati.
3.      Tahap penutup: Setelah pelaksanaan tidak berarti bahwa kegiatan praktikum telah usai. Pada tahap penutup hasil pengamatan dikomunikasikan, didiskusikan, dan ditarik kesimpulan.
Salah satu bentuk dari keterampilan proses adalah kegiatan praktikum di laboratorium. Menurut Tresna Sastrawijaya (1998), kerja praktik di laboratorium mempunyai peran ganda, yaitu pengalaman kerja kimia nyata dan merangsang siswa agar berlatih berpikir dengan cara-cara kritis dan ilmiah. Tujuan kegiatan praktikum di laboratorium, antara lain :
a.       Merencanakan dan melaksanakan kerja laboratorium dengan menggunakan fasilitas laboratorium secara efektif.
b.      Mengembangkan keterampilan pengamatan, manipulasi, instrumentasi, dan preparatif.
c.       Memperoleh pengetahuan kimia.
d.      Merangsang pikiran dengan menafsirkan eksperimen.
e.       Mengenal ketelitian dan keterbatasan kerja laboratorium.
f.       Merekam secara cermat dan mengkomunikasikan hasil secara jelas.
g.      Mengembangkan tanggung jawab perorangan dan reliabilitas dalam pelaksanaan eksperimen.
Laboratorium ialah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan.
Laboratorium merupakan suatu tempat berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah peralatan sebagai:
a.       tempat kegiatan belajar siswa
b.      tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis
c.       tempat berlangsungnya penelitian ilmiah ataupun praktik pembelajaran bidang sains
d.      tempat memproduksi bahan kimia atau obat
e.       tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah

Laboratorium KIMIA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran KIMIA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas.

Di Indonesia belajar kimia tanpa praktikum kadang (atau sudah lazim) dilakukan . Lho bagaimana bisa? Kok kelihatannya hebat bener?! Padahal kata Chemistry jika dipenggal menjadi Chem-Is-Try, kimia tidak bisa dikatakan kimia jika tanpa eksperimen (Try). Bahkan ilmu kimia juga lahir dari eksperimen kemudian muncul-lah teori-teori kimia.
Di pelosok bahkan di perkotaan juga bisa terjadi bahwa belajar kimia tanpa eksperimen. Alasannya klasik, karena:
1.      tidak tersedianya laboratorium,
2.      tidak tersedianya alat-alat praktikum,
3.      tidak tersedianya bahan kimia yang diperlukan,
4.      tidak adanya guru kimia,
5.      guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum.
Ketidaktersediaan laboratorium sebenarnya bisa diantisipasi untuk dilakukan demo di dalam kelas. Ketidaktersediaan alat-alat praktikum bisa dicarikan alternatif yang memingkinkan. Ketidaktersediaan bahan kimia bisa dicarikan alternatif juga. Meskipun ada beberapa praktikum yang tidak mungkin dicarikan alternatif pengganti alat dan bahan-nya.
Pada pelaksanaan praktikum, siswa (praktikan) dibagi menjadi beberapa kelompok. Idealnya, masing-masing siswa melakukan praktikum secara mandiri. Tetapi hal ini membutuhkan peralatan dan bahan kimia yang banyak jumlahnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka siswa (praktikan) dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok, sebaiknya, maksimal terdiri dari 4 siswa. Hal ini bertujuan agar semua siswa benar-benar terlibat dalam pelaksanaan praktikum.

permasalahan :
apabila dilaboratorium alat atau bahan pada materi tertentu tidak ada dan guru juga tidak mempunyai skill untuk pratikum materi tersebut. bagamana solusi yang harus dilakukan guru agar tercapainya tujuan pembelajaran?

3 komentar:

  1. menurut saya sebagai calon guru kita harus pandai dalam mengatasi masalah pada proses pembelajaran termasuk dalam kendala laboratorium dimana pada zaman yang sudah sangat modern ini guru harus pandai dalam memanfaatkan IT , salah satunya menggunakan virtual lab sebagai alat bantu untuk proses praktikum . dimana dnegan virtual lab ini siswa dapat mempraktikan praktikum dengan menggunakan laptop secara berkelompok dibawah pengawasa guru. artinya media virtual lab ini dapat digunakan sebagai alat bantu agar praktikum tetap terlaksana meskipun laboratorium disekolah tidak tersedia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. apakah dengan cara itu tujuan pembelajaran tercapai? karena percobaan dilakukan hanya menggunakan klik dri lebtop atau komputer saja?

      Hapus
    2. Menurut saya tercapai namun kurang efektif karena siswa bisa mempelajari materi yang dipraktikumkan dengan menggunakan virtual lab sehingga siswa lebih mengetahui apa yang dipraktikumkan itu dengan menggunakan media tersebut daripada tidak sama sekali

      Hapus