PENILAIAN
AUTENTIK
Penilaian
Autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang
menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan
berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang
ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD)
1. CIRI-CIRI
PENILAIAN AUTENTIK
a) Mengukur
semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk
b) Dilaksanakan
selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
c) Menggunakan
berbagai cara dan sumber
d) Tes
hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian
e) Tugas-tugas
yang diberikan mencerminkan bagian-bagian kehidupan nyata setiap hari.
f) Penilaian
harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian, bukan keluasannya
(kuantitas).
2. Karakteristik
Penilaian Autentik
1) Bisa
digunakan untuk formatif maupun sumatif
2) Mengukur
keterampilan dan performansi
3) Berkesinambungan
dan terintegrasi
4) Dapat
digunakan sebagai feed back
KETERLAKSANAAN
PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMP DAN SMA
Pembelajaran praktikum merupakan strategi belajar melalui
pengalaman menggunakan bentuk sekuensi induktif, berpusat pada mahasiswa, dan berorientasi
pada aktivitas. Kegiatan praktikum secara umum diharapkan mahasiswa dapat
membangun konsep dan mengkomunikasikan berbagai fenomena yang terjadi dalam
sains serta mengatasi miskonsepsi pada maha siswa karena mahasiswa memperoleh
konsep berdasarkan pengalaman nyata. Pengalaman nyata tersebut dapat
mengembangkan kemampuan berfikir mahasiswa. Kegiatan praktikum juga memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan
berfikir logis (Gabel, 1994: 99).
Pada
pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan baik maka
perlu dilakukan langkah-langkah tertentu. Menurut Tesch dan Duit (2004: 10) ada
tiga langkah utama yang perlu dilakukan yaitu tahap pendahuluan, tahap kerja,
dan tahap penutup.
1.
Tahap
pendahuluan: Tahap ini memegang peranan penting untuk mengarahkan siswa tentang
kegiatan yang akan dilakukan. Termasuk dalam tahap ini adalah mengaitkan
kegiatan yang akan dilakukan dengan kegiatan sebelumnya, menjelaskan langkah
kerja yang harus dilakukan oleh siswa, serta memotivasi siswa.
2.
Tahap
kerja: Tahap ini sesungguhnya merupakan inti pelaksanaan kegiatan praktikum.
Pada tahap inilah siswa mengerjakan tugas-tugas praktikum, misalnya merangkai
alat, mengukur, dan mengamati.
3.
Tahap
penutup: Setelah pelaksanaan tidak berarti bahwa kegiatan praktikum telah usai.
Pada tahap penutup hasil pengamatan dikomunikasikan, didiskusikan, dan ditarik
kesimpulan.
Salah satu bentuk dari keterampilan proses
adalah kegiatan praktikum di laboratorium. Menurut Tresna Sastrawijaya (1998),
kerja praktik di laboratorium mempunyai peran ganda, yaitu pengalaman kerja
kimia nyata dan merangsang siswa agar berlatih berpikir dengan cara-cara kritis
dan ilmiah. Tujuan kegiatan praktikum di laboratorium, antara lain :
a.
Merencanakan
dan melaksanakan kerja laboratorium dengan menggunakan fasilitas laboratorium
secara efektif.
b.
Mengembangkan
keterampilan pengamatan, manipulasi, instrumentasi, dan preparatif.
c.
Memperoleh
pengetahuan kimia.
d.
Merangsang
pikiran dengan menafsirkan eksperimen.
e.
Mengenal
ketelitian dan keterbatasan kerja laboratorium.
f.
Merekam
secara cermat dan mengkomunikasikan hasil secara jelas.
g.
Mengembangkan
tanggung jawab perorangan dan reliabilitas dalam pelaksanaan eksperimen.
Laboratorium ialah suatu tempat dilakukannya
percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup,
kamar atau ruangan terbuka, kebun misalnya. Dalam pengertian terbatas
laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penelitian
dilakukan.
Laboratorium merupakan suatu tempat berupa
bangunan yang dilengkapi sejumlah peralatan sebagai:
a.
tempat
kegiatan belajar siswa
b.
tempat
yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau
melakukan pengujian dan analisis
c.
tempat
berlangsungnya penelitian ilmiah ataupun praktik pembelajaran bidang sains
d.
tempat
memproduksi bahan kimia atau obat
e.
tempat
kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah
Laboratorium KIMIA berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran KIMIA secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas.
Di Indonesia belajar kimia tanpa praktikum kadang
(atau sudah lazim) dilakukan . Lho bagaimana bisa? Kok kelihatannya hebat
bener?! Padahal kata Chemistry jika dipenggal menjadi Chem-Is-Try, kimia tidak
bisa dikatakan kimia jika tanpa eksperimen (Try). Bahkan ilmu kimia juga lahir
dari eksperimen kemudian muncul-lah teori-teori kimia.
Di pelosok bahkan di perkotaan juga
bisa terjadi bahwa belajar kimia tanpa eksperimen. Alasannya klasik, karena:
1.
tidak tersedianya laboratorium,
2.
tidak tersedianya alat-alat praktikum,
3.
tidak tersedianya bahan kimia yang diperlukan,
4.
tidak adanya guru kimia,
5.
guru kimia yang ada tidak mau membimbing praktikum.
Ketidaktersediaan laboratorium
sebenarnya bisa diantisipasi untuk dilakukan demo di dalam kelas.
Ketidaktersediaan alat-alat praktikum bisa dicarikan alternatif yang
memingkinkan. Ketidaktersediaan bahan kimia bisa dicarikan alternatif juga.
Meskipun ada beberapa praktikum yang tidak mungkin dicarikan alternatif
pengganti alat dan bahan-nya.
Pada pelaksanaan praktikum, siswa (praktikan)
dibagi menjadi beberapa kelompok. Idealnya, masing-masing siswa melakukan
praktikum secara mandiri. Tetapi hal ini membutuhkan peralatan dan bahan kimia
yang banyak jumlahnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka siswa (praktikan)
dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok, sebaiknya, maksimal
terdiri dari 4 siswa. Hal ini bertujuan agar semua siswa benar-benar terlibat
dalam pelaksanaan praktikum.
permasalahan :
apabila dilaboratorium alat atau bahan pada materi tertentu tidak ada dan guru juga tidak mempunyai skill untuk pratikum materi tersebut. bagamana solusi yang harus dilakukan guru agar tercapainya tujuan pembelajaran?
menurut saya sebagai calon guru kita harus pandai dalam mengatasi masalah pada proses pembelajaran termasuk dalam kendala laboratorium dimana pada zaman yang sudah sangat modern ini guru harus pandai dalam memanfaatkan IT , salah satunya menggunakan virtual lab sebagai alat bantu untuk proses praktikum . dimana dnegan virtual lab ini siswa dapat mempraktikan praktikum dengan menggunakan laptop secara berkelompok dibawah pengawasa guru. artinya media virtual lab ini dapat digunakan sebagai alat bantu agar praktikum tetap terlaksana meskipun laboratorium disekolah tidak tersedia.
BalasHapusapakah dengan cara itu tujuan pembelajaran tercapai? karena percobaan dilakukan hanya menggunakan klik dri lebtop atau komputer saja?
HapusMenurut saya tercapai namun kurang efektif karena siswa bisa mempelajari materi yang dipraktikumkan dengan menggunakan virtual lab sehingga siswa lebih mengetahui apa yang dipraktikumkan itu dengan menggunakan media tersebut daripada tidak sama sekali
Hapus