Pelajaran kimia pada hakekatnya
adalah pelajaran yang sangat erat hubungannya dalam kehidupan sehari-hari dan
telah memberikan banyak manfaat bagi manusia.Akan tetapi, menurut Ashadi (2009)
banyak fakta yang menunjukkan bahwa ilmu kimia dipandang sebagai ilmuyang sulit
dan tidak menarik untuk dipelajari.Hal itupun didukung berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Prakoso dan Prabula (dalam Ashadi, 2009) yang menyatakan bahwa
mata pelajaran kimia termasuk mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
Adapun penyebab kesulitan tersebut
adalah karakteristik dari materi pelajaran kimia itu sendiri yang sebagian
besar konsepnya bersifat abstrak (Ashadi, 2009).Selain itu, berdasarkan hasil
penelitian Sholahuddin (dalam Ashadi, 2009) pada umumnya siswa dalam memahami
materi pelajaran kimia cenderung belajar dengan hafalan.Hal ini menyebabkan
sebagian besar konsep-konsep pelajaran kimia menjadi konsep yang abstrakbagi
siswa dan bahkan mereka tidak dapat mengenali konsep-konsep kunci tau hubungan
antarkonsep yang diperlukan untuk memahami konsep tersebut, sehingga siswa
tidak memiliki pemahaman konsep-konsep kimia yang bersifat dasar pada awal
mereka mempelajari ilmu kimia. Hal ini mengakibatkan pemah
aman siswa yang diperoleh di sekolah cenderung sebatas
pemahaman teori tanpa pemahaman dalam kehidupan nyata, sehingga siswa tidak
mampu berpikir ilmiah terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan nyata
tersebut. Bukan hanya siswa saja yang kesulitan belajar kimia bahkan guru pun
ada yang tidak menguasai materi tersebut.
penyebab
lainnya itu juga terletak pada guru karena guru kurang bisa menjelaskan materi
yang diajarkan. Di samping itu, guru kurang memberikan contoh-contoh
konkrit tentang reaksi-reaksi yang ada di lingkungan sekitar dan sering
dijumpai siswa. Oleh sebab itu, diperlukan suatu usaha untuk mengoptimalkan
pembelajaran kimia di kelas dengan menerapkan pendekatan dan metode yang
tepat. Itulah
salah satu kendala yang dihadapi oleh guru.
Berkaitan
dengan belajar dan pembelajaran kimia yang ada pada saat ini, permasalahan yang
dihadapi oleh guru dikelompokkan menjadi dua yaitu permasalahan umum dan
permasalahan khusus.
1. Permasalahan
Umum
Permasalahan
umum merupakan permasalahan yang sering ditemukan oleh setiap guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Adapun yang termasuk permasalahan umum
dalam mengajarkan IPA/KIMIA antara lain:
a. Menyiapkan
Bahan Pelajaran
Guru
harus memikirkan bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan
dengan kebutuhan anak didik pada usia dan dalam lingkungan tertentu. Minat anak
didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak
didik. Berkenaan dengan persiapan bahan ajar ini, secara umum masalah yang
dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan
penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran.
Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku.Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan.Buku pun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini.Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan tepat.Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku.Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan.Buku pun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini.Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan tepat.Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
b. Metode
Mengajar
Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu
metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya
pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik.Solusi dari
permasalahan ini yaitu guru hendaknya lebih selektif terhadap penggunaan metode
pembelajaran.
c. Kegiatan
Mengajar
Guru
sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek
biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka berfikir demikian dimaksudkan
agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara
individual.Setiap siswa didalam kelas memiliki karakter yang berbeda-beda pada
setiap individunya. Banyaknya perbedaan ini tentunya akan berpengaruh terhadap
kondisi siswa dalam belajar. Salah satu usaha agar pembelajaran tercapai dari
permasalahan ini adalah dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar didalam
kelas.Hal ini bertujuan supaya tiap individu di dalam kelas menjadi subjek
utama dan dapat saling berinteraksi dengan semua individu sehingga merasa
belajar lebih nyaman.
2. Permasalahan
Khusus
Permasalahan
khusus dalam mengajarkan IPA atau materi Kimia adalah permasalahan-permasalahan
yang timbul saat mengajarkan IPA/KIMIA tetapi tidak semua guru mengalami
kesulitan tersebut.Adapun permasahan khusus dalam mengajarkan IPA/KIMIA adalah
sebagai berikut.
a. Guru
tidak siap mengajar
Dalam
hal ini berarti, guru kurang memahami konsep materi yang diajarkan.Sebelum
mengajar, guru sebaiknya menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan untuk
mengajar, mempersiapkan materi pelajaran dengan baik untuk diajarkan kepada
siswa. Kesiapan guru dalam mengajar diperlukan agar siswa memperoleh materi
dari guru secara runtut, dengan demikian siswa akan mudah menerima materi dari
guru dan mempelajarinya.
b. Guru
kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa.
Solusi
dalam mengatasi masalah ini yaitu berawal dari minat guru sendiri. Guru harus
mampu membuat ide-ide kreatif yang menarik sehingga siswa menjadi tertarik dan
minat belajarnya meningkat kemampuan dan keterbatasan guru/ sekolah dalam
memberikan teori disebabkan alat-alat untuk mengadakan percobaan tidak lengkap.
c. Sarana
dan prasarana yang mendukung terciptanya suasana yang kondusif di dalam belajar
akan mempengaruhi proses belajar siswa.
Prasarana
pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar, tempat
ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi
buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan
berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran
merupakan kondisi pembelajaran yang baik.
Hal
ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan
melakukan proses pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana
mengolah sarana dan prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar
yang berhasil dengan baik. Sarana tersebut terkadang kurang memadahi sehingga
kegiatan belajar menjadi terganggu.Dalam hal ini perlu ada suatu perbaikan
prasarana tersebut sehingga kegiatan belajar menjadi kondusif, selain itu guru
harus lebih kreatif bila sarana tersebut belum terbenahi agar siswa tetap dapat
berkonsentrasi.
d. Kurang
optimal dalam penerapan metode
Guru
harus tepat memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar. Hal ini
dapat dikaji dari karakteristik siswa dalam kelas dan karakteristik metode
pembelajaran yang digunakan.selain itu, didalam pembelajaran IPA/KIMIA, guru
juga lebih baik jika mengaitkan konsep dengan lingkungan sekitar. Siswa akan
belajar denan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang tekah
diketahui dan dengan kegiatan yang atau peristiwa yang akan terjadi di
sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi,
transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan
masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok.
Permasalahan
: sudah dijelaskan bahwa ada 3 permasalahan umum yang dihadapi oleh guru,
menurut kalian bagaimana mengatasi masalah umum tersebut apabila kalian menjadi
guru?
BIG ME AND BIG YOU
(Quantum &
Teaching Learning)
Kata Quantum, kita
teringat pada rumus yan diturunkan oleh Albert Einstein:
E = m.c2
E = mc2 dalam ilmu fisika adalah sebuah rumus yang sering dikenal dan sangat penting dalam menjelaskan persamaan nilai antara energi(E) dan massa (m), yang disetarakan secara langsung melalui konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum ( c2 ), yang mana:
E = mc2 dalam ilmu fisika adalah sebuah rumus yang sering dikenal dan sangat penting dalam menjelaskan persamaan nilai antara energi(E) dan massa (m), yang disetarakan secara langsung melalui konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum ( c2 ), yang mana:
E
= energi (J)
m
= massa (kg)
c = kecepatan cahaya
(m.s-1)
Pada Quantum Teaching Learning ini, rumus energi dapat diartikan lain untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran:
E= Semangat/motivasi
m= segala sesuatu yang berhubungan dengan fisik (siswa)
c2 = interaksi siswa dengan sumber belajar dan lingkungan yang dikuadratkan
Pada model pembelajaran Quantum Teaching Learning ini dapat merubah sesuatu yang tidak dipahami siswa menjadi paham. E juga dapat diartikan sebagai kebenaran sebagai keinginan untuk berubah.
Pada Quantum Teaching Learning ini, rumus energi dapat diartikan lain untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran:
E= Semangat/motivasi
m= segala sesuatu yang berhubungan dengan fisik (siswa)
c2 = interaksi siswa dengan sumber belajar dan lingkungan yang dikuadratkan
Pada model pembelajaran Quantum Teaching Learning ini dapat merubah sesuatu yang tidak dipahami siswa menjadi paham. E juga dapat diartikan sebagai kebenaran sebagai keinginan untuk berubah.
5 PRINSIP QTL :
·
everything is speak
(bicara)
·
beverything is on
purpose (merancang)
·
experience before label
(pengalaman)
·
acknowledge every effort
(berusaha, berterimakasih)
·
if it’s worth learning
it’s worth celebrating (bila pengalaman itu dirasakan maka rayakanlah)
8 Kunci dari Excellent
:
ĂĽ integrity
(kejujuran)
ĂĽ failure
leads to success (kegagalan adalah awal dari keberhasilan)
ĂĽ speak
with good purpose (berbicara dengan adanya tujuan)
ĂĽ this
is it (membuat sesuatu yang luar biasa)
ĂĽ commitment
(komitmen)
ĂĽ ownership
(bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
ĂĽ flexibility
(cari jalan untuk bisa)
ĂĽ balance
(seimbang)
Value Relatioship :
Nilai hubungan seseorang itu ada 4 kategori, yaitu :
small me, small you
small me, big you
big me, smal you
big me, big you
Dalam sebuah hubungan dengan seseorang atau teman atau rekan kerja, kita harus mengkategorikannya dalam BIG ME BIG YOU. Dengan seperti itu kita menganggap bahwa diri kita sama dengan orang lain dalam hal kemampuan atau pun sikap. Kita tidak boleh menganggap bahwa kita kecil atau besar dari orang lain. Tapi kita harus menganggap diri kita dan orang lain besar untuk dapat maju.
Contoh dari BIG ME, BIG YOU:
Value Relatioship :
Nilai hubungan seseorang itu ada 4 kategori, yaitu :
small me, small you
small me, big you
big me, smal you
big me, big you
Dalam sebuah hubungan dengan seseorang atau teman atau rekan kerja, kita harus mengkategorikannya dalam BIG ME BIG YOU. Dengan seperti itu kita menganggap bahwa diri kita sama dengan orang lain dalam hal kemampuan atau pun sikap. Kita tidak boleh menganggap bahwa kita kecil atau besar dari orang lain. Tapi kita harus menganggap diri kita dan orang lain besar untuk dapat maju.
Contoh dari BIG ME, BIG YOU:
Misalnya dalam hal kemampuan kognitif siswa dalam kelas, ali adalah siswa yang mendapatkan rengking 1 dikelas 11IA 5 dan maksum adalah siswa dengan rangking satu dari belakang dikelas 11 IA 5. Maksum pengen sekali dapat juara 1 dari depan karena pengen sekali membuat bangga orangtuanya, agar dapat berhasil maka ia menganggap bahwa ia bisa untuk menjadi juara kelas dan ia juga harus berusaha lebih dari sebelumnya dan usahanya juga harus melebihi ali. Apabila maksum berusaha terus tidak menutup kemungkinan, maksum juga bisa mendapat juara 1 di kelas 11 IA5.
Mengatasi permasalahan umum tersebut yaitu dengan membuat RPP. Karena RPP ini merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Dimana didalamnya terdiri dari fase pendahuluan, kegiatan inti dan fase penutup. Dimana pada kegiatan proses pembelajaran itu dilakukan sesuai dengan model pembelajaran, metode, pendekatan yang ada di RPP tersebut
BalasHapus