Bentuk Kearifan Lokal Etnokimia di Bumi Pusako Betuah Negeri jambi danCURRENT ISSUES IN QUANTUM TEACHING LEARNING MODEL

by 03.19 6 komentar


Bentuk Kearifan Lokal Etnokimia di Bumi Pusako Betuah Negeri jambi
Etnokimia (ethnochemistry) adalah studi kimia dari sudut pandang budaya : bagaimana kimia itu telah membentuk sebuah kebudayaan dan bagaimana kebudayaan turut berkontribusi pada ilmu pengetahuan dan perubahannya. Informasi mengenai etnokimia ini dapat diperoleh salah satunya dari eksplorasi penggunaan tanaman (flora), baik sebagai pangan ataupun obat-obatan. Studi etnokimia menggabungkan pemahaman turun-temurun di masyarakat (opini) dengan ilmu sains (fakta ilmiah) mengenai efektivitas tanaman-tanaman tersebut yang dianggap berperan sebagai obat maupun bahan aditif pangan berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman serta peran dari senyawa kimia tersebut. Melalui studi lebih lanjut etnokimia ini maka akan dapat memperluas pemahaman sains yang berkaitan dengan kebudayaan.
Contoh etnokimia yang dipunyai oleh masyarakat Bumi Pusako Betuah Negeri Jambi yaitu : Masyarakat rimbo bujang Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi telah menggunakan cabai merah sebagai pengering tepung. sejak dahulu sekali tidak bisa dipastikan tahun berapa masyarakat sekitar menggunakan cara tradisioanal ini dan penggunaan cara tradisional telah turun-temurun dari generasi ke generasi hingga masih dapat digunakan hingga saat ini. Proses pengeringan tepung menggunakan cabai ini sangat sederhana kita cukup meletakkan 3-5 buah cabai merah dan diletakkan atau dicampurkan dalam tepung. Cabai merah yang dimaksud yang masih utuh tidak yang digiling.
Ternyata setelah diteliti cara tradisional ini mempunyai kaitannya dengan kimia yaitu cabai mengandung zat kapsaisin yang memberi rasa pedas dan bersifat higroskopis, maka cabai membantu mempercepat keringnya tepung tersebut.

CURRENT ISSUES IN QUANTUM TEACHING LEARNING MODEL
Model pembelajaran merupakan sebuah rancangan belajar  dalam proses belajar (Gobert, 2010) yang merupakan peranan penting dalam proses belajar untuk menjadi arahan dalam arah pembelajaran (Jordan, 1992), dan konsep dalam pembelajaran (Wieman, 2011). 
Tingkat Rencana Model pembelajaran terdiri dari dua tingkat yaitu  pengembangan model pembelajaran yang dapat meng-upgrade pemahaman serta kreatifitas siswa dan Tingkat perkembangan materi studi yang lebih relevan dengan kompetensi lulusan, termasuk dalam proses skor dan hasil studi, sesuai dengan kurikulum yang memberikan oleh lembaga tersebut (Rachmawati, 2012).
Pandangan dunia mengenai kuantum yaitu mencirikan alam semesta sebagai kehidupan dinamis, subjektif, dan memberikan landasan konseptual untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam belajar. Sehingga terdapat beberapa keterampilan dalam model kuantum yaitu: Kemampuan untuk berpikir paradoks, kemampuan untuk bertindak dan bertanggung jawab, kemampuan untuk percaya diri sendiri, kemampuan untuk berada di lingkungan sosial (Shelton, 2003).
Model pembelajaran Quantum Teaching dilandasi oleh berbagai teori seperti Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Neuro-Linguistic Programing, Experiental Learning, Cooperative Learning dan Element Effective of Instruction (Deporter, 2010).
Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang dapat membagi unsur-unsur pembelajaran menjadi dua kategori seperti konteks dan isi (Rachmawati, 2012). Kategori konteks meliputi: suasana hati, suasana lingkungan belajar yang diatur dengan baik, dasar pembelajaran, presentasi dan fasilitas. Sedangkan kategori isi meliputi: pengajar akan menemukan keterampilan bagaimana mengatakan kurikulum, pengajar akan menemukan strategi belajar yang diperlukan oleh peserta didik, yaitu: baik presentasi, fasilitas yang dinamis, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup (Riyanto, 2012) (Yaseer, 2014).
Model Pembelajaran Quantum Teaching adalah proses belajar dengan memberikan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan pembelajaran dan membuat proses tersebut lebih menyenangkan (Acat, 2014). Prosedur ini memberikan gaya mengajar dengan memperdayakan siswa untuk membuat siswa lebih berprestasi (Suryani, 2013). Hal ini juga membantu guru memperbesar keterampilan mengajar dan memotivasi siswa untuk giat dalam belajar, sehingga guru akhirnya mendapatkan kepuasan yang lebih besar dari karya-karya mereka (Suryani, 2013) (Acat, 2014). 
Keseluruhan model Quantum Teahing ini mencakup kedua teori pendidikan dan pelaksanaan di kelas dengan cepat. Model ini menggambarkan praktek dasar penelitian terpadu yang terbaik dalam dunia pendidikan dengan  keseluruhan yang membuat isi pembelajaran lebih bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa (Deporter, 2010) (Suryani, 2013) sehingga memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Johnson, 1998) (Taber, 2008).
Model Quantum Teaching memiliki kerangka desain yang dikenal sebagai singkatan TANDUR yang berarti: Tumbuhkan (tanaman untuk tumbuh), Alami (pengalaman/ menjalani), Namai (Beri nama), Demonstrasi (Menunjukkan), Ulangi (mengulang) dan Rayakan (Deslauries, 2011).
Model ini memiliki beberapa prinsip dalam pembelajaran yaitu: Segalanya berbicara, Segalanya bertujuan, Pengalaman sebelum pemberian nama, Akui setiap usaha, jika layak dipelajarai maka layak pula dirayakan. Sehingga, dalam proses pembelajaran guru membuat siswa lebih aktif dalam belajar, menjadikan siswa berani dalam  mengemukakan pendapat yang akan menjadikan banyak siswa unruk mencapai prestasi yang diinginkan (Deporter, 2010).  
Langkah- langkah dalam penerapan metode pembelajaran kuantum diurutkan menjadi : (1) Pengkondisian awal, (2) Penyusunan rancangan pembelajaran, (3) Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum, dan (4) Evaluasi.
1.      Pengkondisian awal
Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa mengenai model pembelajaran kuantum yang menuntut keterlibatan aktif siswa. Melalui pengkondisian awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan ketrampilan belajar.
2.      Penyususnan rancangan pembelajaran
Tahap ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar, dan penyusunan evaluasi.
3.      Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum
Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam tahap ini meliputi: (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman umum, (3) penamaan atau penyajian materi, (4) demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa, (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa, (6) perayaan atas usaha siswa.
1)      Penumbuhan minat
Penumbuhan minat siswa untuk belajar dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu mengkondisikan suasana kelas lebih rileks tetapi serius. Pengaturan tempat duduk juga dilakukan dengan tidak monoton setiap pertemuan. Kondisi ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang tidak membosankan dalam pembelajaran. Penyampaian materi juga diberikan dengan berbagai ilustrasi gambar yang menarik seperti menempelkan gambar percobaan ciri-ciri koloid, efek Tyndall, gerak Brown yang dipasang di papan tulis. Selain materi teori, siswa diajak untuk melakukan praktikum di laboratorium kimia dasar.
2)      Pemberian pengalaman umum
Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari, selain itu guru memberikan tugas mandiri kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan harapan siswa telah mempunyai pengalaman sebelum mengikuti pelajaran.
3)      Penamaan atau penyajian materi
Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam penamaan siswa telah memiliki bekal, untuk menghindari kebosanan dan untuk menggali kemampuan siswa, dalam penyajian materi guru menggunakan metode ceramah bermakna dan guru hanya sebagai fasilitator
4)      Demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa
Demonstrasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan tentang pengalaman yang telah diperoleh siswa, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa.
5)      Pengulangan yang dilakukan oleh siswa
Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman kelompoknya, maupun kepada seluruh siswa.
6)      Perayaan atas usaha siswa
Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar.
4.      Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap- tahap berikut ini :
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan pada pokok bahasan kimia koloid.
2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang penting di buku tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.
Langkah- langkah pembelajaran tersebut diatas dilakukan pada setiap pertemuan dengan materi yang sesuai dengan rencana pembelajaran.

PERMASALAHAN : Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar karena model ini menggunakan prinsip sugesti yang pasti dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut saudara apakah menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching ini cocok diterapkan disekolah-sekolah yang ada didarah-daerah jambi?

6 komentar:

  1. menurut saya cocok-cocok saja dikarena pada model quantum ini dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama, selain itu model quantum lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti dan proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. pada model ini siswa juga dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.

    BalasHapus
  2. Iya cocok karna Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi: Bawalah Dunia Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar).

    BalasHapus
  3. iya cocok juga, karena pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran, dan juga meningkatkan rasa percaya diri dan minat siswa sehingga sangat bagus jika diterapkan pada sekolah-sekolah di jambi

    BalasHapus
  4. iya cocok, karena kelebihan dari quantum learning ini meliputi Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama, Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri. jadi dapat di simpulkan bawa penerapan quantum lerning ini cocok untuk semua siswa

    BalasHapus
  5. cocok. karena model quantum ini sangat general dan tujuannya untuk menumbuhkan suatu inovasi dalam pembelajaran, siswa akan dipancing untuk bberfikir kreatif sehingga pembelajaran akan menarik minat siswa dan berdampak pada kenaikan hasil belajar pada siswa

    BalasHapus
  6. ia, cocok untuk diterapkan pada saat proses pembelajaran karna menuntun siswa untuk berpikir mandiri dan lebih konseptual karna mengaitkan langsung antara materi yang didaptkan dengan pengalaman sehari-hari.

    BalasHapus